JUNE 09, 2024

FEATHERSTONEHAUGH, AERWYNA.

<aside> đź”– This opinion piece has been written to answer the following question from the History of Magic class. Click here.

</aside>

Menurutku, pembentukan Azkaban dan peran Ekrizdis dalam pembangunannya seakan membuka diskusi kompleks tentang moralitas dan keamanan dalam dunia sihir. Azkaban, yang awalnya adalah benteng Ekrizdis, seorang penyihir hitam abad ke-15, sudah terkenal menjadi simbol ketakutan dan keputusasaan. Ekrizdis, yang dikenal dengan praktik sihir gelap dan penyiksaan terhadap pelaut Muggle, menciptakan sebuah tempat yang penuh aura negatif dan kegelapan. Transformasi benteng ini menjadi penjara yang terkenal dalam dunia sihir menyiratkan tantangan etis yang rumit, yang kemudian harus dihadapi oleh Kementerian Sihir setelah kematian. Ekrizdis.

Setelah menemukan Azkaban, Kementerian Sihir dihadapkan pada dilema etis yang signifikan:

1. Apakah akan menghancurkan benteng tersebut?

2. Memanfaatkannya sebagai penjara?

dan Mereka akhirnya memutuskan untuk membiarkan koloni Dementor tetap tinggal di sand menjadikannya sebagai penjaga penjara

Keputusan ini, meskipun praktis dari segi keamanan, membawa konsekuensi jangka panjang yang sangat serius dan berdampak untuk beberapa faktor.

Source: “Harry Potter and the Prisoner of Azkaban”, Wizarding World, https://www.wizardingworld.com/features/why-dementors-are-the-scariest-magical-creatures, accessed 18th June 2024.

Source: “Harry Potter and the Prisoner of Azkaban”, Wizarding World, https://www.wizardingworld.com/features/why-dementors-are-the-scariest-magical-creatures, accessed 18th June 2024.

Source: “Dementor” , devianart, https://www.deviantart.com/oxphantomxo/gallery, accessed 18th June 2024.

Source: “Dementor” , devianart, https://www.deviantart.com/oxphantomxo/gallery, accessed 18th June 2024.

Dementor, dengan kemampuan mereka menghisap menyebabkan keputusasaan dan kebahagiaan menciptakan lingkungan penjara yang hampir tidak mungkin untuk bertahan hidup, apalagi melarikan diri. Keputusan untuk menggunakan Dementor sebagai penjaga menimbulkan dampak yang luas, baik terhadap para tahanan maupun integritas Kementerian Sihir itu sendiri. Para tahanan sering kali menjadi gila atau meninggal akibat kehilangan harapan.

Hal ini, bagiku menunjukkan penderitaan psikologis yang ekstrem. Dampak ini tidak hanya terbatas pada para tahanan tetapi juga mencerminkan kebijakan Kementerian yang lebih memilih keamanan daripada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Bahkan kritik terhadap keputusan ini juga datang dari berbagai pihak, termasuk Albus Dumbledore, yang mempertanyakan moralitas penggunaan Dementor.

Source: “Dementor”, devianart, https://www.deviantart.com/rottinginvain/art/dementor-630967899, accessed 18th June 2024.

Source: “Dementor”, devianart, https://www.deviantart.com/rottinginvain/art/dementor-630967899, accessed 18th June 2024.

Pemberontakan Dementor selama masa pemerintahan Lord Voldemort menegaskan bahwa keputusan untuk mempertahankan Dementor adalah sebuah kesalahan besar, bukan?

Penggunaan Azkaban sebagai alat penindasan oleh Voldemort menunjukkan bagaimana kebijakan yang didasarkan pada rasa takut dapat disalahgunakan oleh pihak yang berkuasa.

Dalam retrospeksi, Azkaban dan koloninya menurutku adalah contoh nyata bagaimana kebijakan yang didasarkan pada rasa takut dan kebutuhan akan keamanan dapat mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Kebijakan ini seharusnya mengajarkan pentingnya mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap keputusan politik dan etis yang diambil.

Reformasi yang berfokus pada kesejahteraan dan hak asasi semua makhluk, termasuk para tahanan, menjadi sangat penting mencegah pengulangan untuk kesalahan yang sama.

Selain itu, Azkaban juga mencerminkan kompleksitas kebijakan penegakan hukum dalam dunia sihir, dimana keseimbangan antara kemanusiaan sering kali sulit dicapai. Keamanan dan tantangan ini bagiku relevan, tak hanya dalam konteks dunia sihir, tetapi juga dalam masyarakat kita yang terus mencari keseimbangan antara perlindungan masyarakat dan hak asasi manusia.

Dengan memahami sejarah dan konsekuensi kebijakan seperti yang diterapkan di Azkaban, kita dapat belajar untuk mengembangkan pendekatan yang lebih berkelanjutan dan menghadapi ancaman manusiawi dalam keamanan di masa depan.Pembentukan dan penggunaan Azkaban lebih menggaris bawahi perlunya pendekatan yang holistik dalam kebijakan keamanan yang tidak hanya mempertimbangkan aspek praktis, tetapi juga nilai- nilai moral dan etis yang mendasari keputusan tersebut. Reformasi yang menempatkan kesejahteraan individu di pusat kebijakan keamanan adalah langkah penting menuju dunia yang lebih adil dan beradab.